https://sub-biomed.org/index.php/sbj/issue/feed Surabaya Biomedical Journal 2025-02-01T05:51:36+00:00 Herin Setianingsih herin.setianingsih@hangtuah.ac.id Open Journal Systems https://sub-biomed.org/index.php/sbj/article/view/152 Ankyloblepharon Filiform Adnatum dengan Labiopalatoschizis Bilateral Pada Satu Garis Keluarga: Sebuah Laporan Kasus 2025-02-01T05:51:36+00:00 mohammad samsudin samsudin samsudin@hangtuah.ac.id <p><strong>P</strong><strong>endahuluan</strong><strong>:</strong> Ankyloblepharon filiforme adnatum adalah suatu kondisi bawaan yang sangat jarang terjadi di mana kelopak mata atas dan bawah menyatu menjadi satu atau terhubung oleh beberapa pita secara keseluruhan atau sebagian. Biasanya, kondisi ini berdiri sendiri namun juga dapat ditemukan pada dengan kondisi mata tertentu atau &nbsp;kondisi sistemik lainnya seperti bibir sumbing. <strong>Laporan Kasus: </strong>Bayi baru lahir perempuan berusia 13 hari dirujuk dengan kelopak mata menyatu di kedua mata dan celah bibir dan langit-langit bilateral. Tidak ada kondisi medis tertentu dan konsumsi obat-obatan selama kehamilan. Bayi sulung mereka juga memiliki kondisi yang sama dan terdapat riwayat bibir sumbing dan celah langit-langit bilateral pada nenek moyang mereka. Sayatan bedah dibuat dengan anestesi topikal. Setelah satu bulan masa tindak lanjut, bayi memiliki fungsi kelopak mata, motilitas mata, dan fundus yang normal. <strong>Diskusi: </strong>Ada beberapa kelompok Ankyloblepharon filliforme menurut klasifikasi Rossenman tahun 1980, dimana dalam penelitian ini termasuk dalam kelompok 4. Dapat merupakan Sindrom Hay-Wells jika pasien datang dengan displasia ankyloblepharon -ectodermal dan labiopalatoschizis. Terapi bedah harus segera dilakukan untuk mencegah dampak potensial terhadap fungsi penglihatan seperti ambliopia atau kemungkinan terburuknya adalah atrofi saraf penglihatan. <strong>Kesimpulan: </strong>Ankyloblepharon filiforme adnatum adalah kondisi bawaan langka yang mudah terlewatkan pada pemeriksaan klinis pertama saat lahir karena edema mata dan pembengkakan kelopak mata. Jika terdapat kelainan anatomi seperti AFA, sangat disarankan untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem tubuh lainnya (yaitu rahang, rongga mulut, dan anggota badan) untuk menyingkirkan kemungkinan malformasi terkait.</p> 2025-02-01T05:48:42+00:00 Copyright (c) 2025 Surabaya Biomedical Journal https://sub-biomed.org/index.php/sbj/article/view/59 Hubungan Durasi dan Posisi Duduk Terhadap Prevalensi dan Intensitas Keluhan Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain) pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Hang Tuah Surabaya Angkatan 2019-2020 2025-02-01T05:51:36+00:00 Dinnara Nelya Rindayu dinnaranelyarindayu20190410141@gmail.com <p>Nyeri punggung bawah mengacu pada keluhan muskuloskeletal yang mempengaruhi produktivitas mahasiswa dan sering dikaitkan dengan faktor gaya hidup sedenter yang beresiko menyebabkan ketegangan otot, peregangan ligamen, dan peningkatan tekanan vertebra. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan durasi dan posisi duduk terhadap prevalensi dan intensitas keluhan nyeri punggung bawah pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Hang Tuah Surabaya angkatan 2019-2020. Penelitian ini menggunakan desain analitik observasional dengan pendekatan <em>cross-sectional, </em>selama bulan April – November 2022 di Fakultas Kedokteran Universitas Hang Tuah Surabaya. Jumlah responden sebanyak 166 orang, menggunakan teknik pengambilan sampel <em>simple random sampling. </em>Pengambilan data melalui kuesioner <em>google form, </em>mencakup kuesioner durasi dan posisi duduk, kuesioner <em>The Pain and Distress Scale, </em>dan kuesioner <em>Numeric Pain Rating Scale.</em> Hasilnya, mayoritas responden memiliki durasi duduk 6 – 9 jam sebanyak 95 orang (57,2%), dan posisi duduk membungkuk sebanyak 120 orang (72,3%). Mayoritas responden mengalami prevalensi keluhan jarang, sebanyak 127 orang (76,5%) dan intensitas keluhan ringan, sebanyak 85 orang (51,2%). Analisis data uji korelasi <em>Spearman </em>memperoleh nilai p = 0,138 (p &gt; α) untuk durasi duduk dengan prevalensi keluhan nyeri, dan p = 0,041 (p &lt; α) untuk durasi duduk dengan intensitas keluhan nyeri. Uji korelasi <em>Kendall’s tau-b </em>menunjukkan nilai p = 0,054 (p &gt; α) untuk posisi duduk dengan prevalensi keluhan nyeri, dan p = 0,001 (p &lt; α) untuk posisi duduk dengan intensitas keluhan nyeri. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan signifikan antara durasi dan posisi duduk terhadap prevalensi keluhan nyeri punggung bawah, serta terdapat hubungan signifikan antara durasi dan posisi duduk terhadap intensitas keluhan nyeri punggung bawah.</p> <p><strong>Kata kunci: </strong>durasi duduk, posisi duduk, prevalensi nyeri, intensitas nyeri, nyeri punggung bawah, mahasiswa kedokteran</p> 2025-02-01T05:29:06+00:00 Copyright (c) 2025 Surabaya Biomedical Journal https://sub-biomed.org/index.php/sbj/article/view/67 Peran Profilaksis Ekstrak Rumput Laut (Eucheuma spinosum) Mencegah Kenaikan Kadar Gula Darah Tikus (Rattus norvegicus) yang Diinduksi Dexamethasone 2025-02-01T05:51:36+00:00 Giselle Kosala gisellekosala20190410189@gmail.com Fitri Handajani fitrihandajanidr@gmail.com Nabil Nabil nabil@hangtuah.ac.id Mohammad Samsuddin sam_moh_65@yahoo.co.id <p>Hiperglikemia merupakan meningkatnya kadar glukosa darah melebihi normal. <em>Eucheuma spinosum </em>mengandung kadar antioksidan alami flavonoid yang kuat yang memiliki efek dapat meningkatkan kadar sensitivitas sel terhadap insulin dan meningkatkan produksi insulin sehingga dapat mencegah terjadinya hiperglikemia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak rumput laut <em>(Eucheuma spinosum)</em> sebagai profilaksis dalam mencegah terjadinya kenaikan kadar gula darah yang diinduksi deksametason.</p> <p>&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; Penelitian ini merupakan <em>true experimental design with post test only control group design. </em>Penelitian ini menggunakan 30 ekor tikus putih <em>(Rattus norvegicus) </em>jantan yang dibagi menjadi 3 kelompok; kelompok kontrol negatif (K(-)) tanpa perlakuan, kelompok kontrol positif (K(+)) kelompok yang diinduksi deksametason 8 mg/KgBB selama 6 hari, dan kelompok kontrol perlakuan (K(P)) yang diberikan profilaksis ekstrak rumput laut <em>(Eucheuma spinosum)</em> 200 mg/KgBB selama 14 hari dan diinduksi dengan deksametason selama 6 hari. Setelah masa perlakuan selesai dilakukan terminasi dan dilakukan perhitungan pada kadar glukosa darah yang diambil melalui aorta tikus. Hasil data secara statistic dianalisis menggunakan SPSS.</p> <p>&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; Hasil penelitian kadar glukosa darah menggunakan uji <em>one way ANOVA </em>menunjukkan adanya perbedaan signifikan (p &lt; 0,01). Uji <em>post hoc Tukey </em>menunjukkan adanya penurunan kadar glukosa darah yang bermakna pada kelompok kontrol perlakuan ketika dibandingkan dengan kelompok kontrol positif&nbsp; ( p &lt; 0,01).</p> <p>Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemberian profilaksis ekstrak rumput laut <em>(Eucheuma spinosum) </em>200 mg/KgBB selama 14 hari dapat mencegah kenaikan gula darah yang bermakna dibandingkan dengan kelompok yang tidak diberikan profilaksis ekstrak rumput laut <em>(Eucheuma spinosum)</em>.</p> <p>Kata kunci : <em>Eucheuma spinosum</em>, gula darah, flavonoid, deksametason</p> 2025-02-01T05:31:13+00:00 Copyright (c) 2025 Surabaya Biomedical Journal https://sub-biomed.org/index.php/sbj/article/view/72 Pengaruh Pemberian Profilaksis Aspirin pada Ibu Hamil dengan Preeklamsia dan COVID-19 2025-02-01T05:51:36+00:00 Adyuta Noorsagata firdyadyuta@gmail.com <p><strong>Tujuan Penelitian</strong>: Informasi yang jelas tentang hubungan penggunaan profilaksis aspirin dosis rendah pada ibu hamil dengan preeklamsia dan perkembangan COVID-19 sampai saat ini masih belum jelas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian profilaksis aspirin pada ibu hamil dengan Preeklamsia dan COVID-19.</p> <p><strong>Metode</strong>: Penelitian ini menggunakan 15 artikel diambil dari jurnal internasional, berbahasa Inggris, antara tahun 2018-2022, yang diperoleh dari database PubMed dan Google Scholar.</p> <p><strong>Hasil</strong>: Aspirin dapat bekerja sebagai antitrombotik, antiinflamasi, analgesik, antivirus, maupun imunomodulator. Efek baik dari aspirin ini dapat mencegah risiko terkait hiperkoagulabilitas, mengurangi risiko penggunaan ventilasi mekanik, serta mengurangi risiko mortalitas. Namun, selain dari efek baik yang ditimbulkan, beberapa penelitian juga melaporkan adanya efek buruk dari aspirin seperti peningkatan risiko perdarahan dan peningkatan tingkat masuk NICU.</p> <p><strong>Kesimpulan</strong>: Pengaruh pemberian profilaksis aspirin pada ibu hamil dengan preeklamsia dan COVID-19 yaitu mencegah risiko terkait hiperkoagulabilitas, mengurangi risiko penggunaan ventilasi mekanik, serta mengurangi risiko mortalitas.</p> 2025-02-01T05:36:03+00:00 Copyright (c) 2025 Surabaya Biomedical Journal https://sub-biomed.org/index.php/sbj/article/view/80 KONFIRMASI DIAGNOSTIK HISTOPATOLOGI TERHADAP FINE NEEDLE ASPIRATION BIOPSY KANKER PAYUDARA DI RUMAH SAKIT ANGKATAN LAUT DOKTOR RAMELAN SURABAYA TAHUN 2020 2025-02-01T05:51:36+00:00 fahmy yusuf triono fahmyusuf145@gmail.com <p>Kanker payudara adalah penyakit yang timbul ketika sel yang terdapat pada payudara tumbuh diluar kontrol tubuh. Penyakit ini menjadi penyumbang terbesar angka kejadian kanker di Indonesia. Penyakit ini dapat diketahui melalui pemeriksaan rutin atau dengan pemeriksaan standar baku seperti histopatologi, namun terdapat pemeriksaan lain seperti biopsi aspirasi jarum halus. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui nilai akurasi dari pemeriksaan aspirasi jarum halus yang dapat dipertimbangkan sebagai pilihan alternatif namun tidak menggantikan pemeriksaan standar baku.</p> <p>Penelitian ini menggunakan metode uji diagnostik dengan desain <em>cross sectional </em>dengan sampel <em>total sampling. </em>&nbsp;Total sampel yang diperoleh 146 kasus namun yang memenuhi kriteria dan dapat digunakan 38 sampel dengan pemeriksaan lengkap biopsi aspirasi jarum halus dan histopatologi. Data sampel merupakan data sekunder dari rekam medis pasien kanker payudara di RSPAL dr. Ramelan periode Januari – Desember Tahun 2020. Kemudian dilakukan analisis <em>bivariate</em> dan tabulasi sampel dengan tabel uji diagnostik.</p> <p>Hasil perhitungan yang telah dilakukan didapatkan nilai sensitivitas 92%, spesifisitas 53,8%, <em>positive predictive value</em> 79,3%, <em>negative predictive value</em> 77,8%, dan nilai akurasi sebesar 78,9% dengan jenis kanker invasif terbanyak adalah karsinoma invasif tanpa tipe spesial 63,3% dan jenis kanker non invasif terbanyak adalah <em>fibroadenoma mammae </em>10,5%.</p> <p>Nilai akurasi pemeriksaan aspirasi jarum halus terhadap histopatologi sebesar 78,9% dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan biopsi aspirasi jarum halus dapat digunakan sebagai pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosa kanker payudara namun harus dilakukan konfirmasi kembali dengan pemeriksaan standar baku.</p> 2025-02-01T05:44:36+00:00 Copyright (c) 2025 Surabaya Biomedical Journal https://sub-biomed.org/index.php/sbj/article/view/69 HUBUNGAN PLATELET-LYMPHOCYTE RATIO DENGAN KEJADIAN SINDROM KORONER AKUT UNSTABLE ANGINA DI RSPAL DR. RAMELAN SURABAYA 2025-02-01T05:51:36+00:00 Ratna Chintya Dewi ratnachintya20190410131@gmail.com <p><strong><em>Background</em></strong><em>: Coronary Heart Disease (CHD) is a cardiovascular disease that causes the most deadly in the world with manifestations in the form of Acute Coronary Syndrome (ACS). One of the ACS categories is unstable angina. Platelet-Lymphocyte Ratio (PLR) are two combinations of hematological parameters that have recently emerged as predictors of various cardiovascular diseases.</em></p> <p><strong><em>Objective</em></strong><em>: To determine the relationship between PLR and the incidence of Acute Coronary Syndrome unstable angina at RSPAL dr. Ramelan Surabaya.</em></p> <p><strong><em>Method</em></strong><em>: This study is a cross-sectional retrospective using medical records of patients with ACS in the cardiology department's outpatient and inpatient installations RSPAL dr. Ramelan Surabaya.</em></p> <p><strong><em>Results</em></strong><em>: The number of medical record data that met the inclusion criteria was 181 samples. 64% of patients are male and 36% are female. Research subjects with PLR ≥109.5 were 60% and PLR &lt;109.5 were 40%. Patients with unstable angina are 66% and not unstable angina is 34%. The results of the data analysis test using the contingency coefficient test with cross-tabulation obtained a value of 0.009 with a significance value of 0.899 (P &gt; α). The statistical test results showed that there was no correlation between the platelet-lymphocyte ratio and the incidence of unstable angina at RSPAL dr. Ramelan Surabaya.</em></p> <p><strong><em>Conclusion</em></strong><em>: There is no relationship between platelet-lymphocyte ratio and the incidence of unstable angina at RSPAL dr. Ramelan Surabaya.</em></p> 2025-02-01T05:33:34+00:00 Copyright (c) 2025 Surabaya Biomedical Journal https://sub-biomed.org/index.php/sbj/article/view/149 Cephalic Distocia 2025-02-01T05:51:36+00:00 Dr. dr. I Ketut Edy Sudiarta, SpOG - drketutedy@gmail.com <p>The normal birth process is determined by 3 main factors, namely maternal power, pelvic size and fetus. Normal delivery is vaginal delivery with a fetus in occiput posterior presentation that proceeds naturally without the help of tools.&nbsp; If there is no occiput posterior presentation, there is a possibility that labor will be obstructed even though the shape and extension of the baby are within normal limits. Thus, a careful examination must be carried out to determine the position of the head in the pelvic cavity. Here we will explain several head positions that often cause dystocia.</p> <p style="font-weight: 400;">&nbsp;</p> 2025-02-01T05:46:21+00:00 Copyright (c) 2025 Surabaya Biomedical Journal