Main Article Content

Abstract

Abstrak

Latar belakang : Ruptur perineum merupakan salah satu komplikasi yang sering terjadi pada persalinan pervaginam dan menyebabkan rasa tidak nyaman disertai nyeri yang cukup lama setelah melahirkan. Nyeri perineum yang lama dapat membatasi seorang wanita untuk melakukan aktivitas pasca persalinan. Ruptur perineum dapat terjadi secara spontan maupun iatrogenik (episiotomi atau penggunaan alat bantuan saat melahirkan). Beberapa komplikasi dari ruptur perineum adalah perdarahan, pemulihan postpartum yang lama, kontak ibu-anak yang tertunda, dan nyeri perineum. Paritas dan episiotomi merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan terjadinya ruptur perineum.


Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara paritas dengan kejadian ruptur perineum pada persalinan pervaginam di RSPAL Dr. Ramelan periode Januari 2019 – Juli 2022.


Metode : Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan desain cross sectional. Data sekunder yang berasal dari rekam medis RSPAL Dr. Ramelan diambil dengan teknik purposive sampling dan data dianalisis secara statistik dengan uji korelasi Kendall’s tau-b.


Hasil :Hasil penelitian ini menggunakan uji korelasi Kendall’s tau-b, didapatkan signifikansi p=0,609, nilai yang diperoleh lebih dari nilai α (α = 0,05) artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara paritas dengan kejadian ruptur perineum sedangkan pada hubungan antara episiotomi dengan ruptur perineum didapatkan signifikansi p=0,992, nilai yang diperoleh lebih dari nilai α (α = 0,05) artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara episiotomi dengan kejadian ruptur perineum.


Kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara paritas dan episiotomi dengan kejadian ruptur perineum pada persalinan pervaginam.


 


 


 

Article Details