Main Article Content

Abstract

Imunisasi COVID-19 bertujuan untuk untuk membangun herd immunity dengan cepat guna mengurangi penyebaran serta jumlah kasus COVID-19. Tujuan penelitian saat ini adalah untuk mengevaluasi serokonversi setelah vaksinasi COVID-19. Studi cross-sectional prospektif dilakukan di Bali pada mahasiswa kedokteran yang menerima vaksin COVID-19 (CoronaVac), suatu inactivated vaccine. Mahasiswa telah dilakukan pemeriksaan serial dengan test cepat antibodi COVID-19 setiap 2 minggu sekali dalam rangka pembelajaran mahasiswa selama menjalani masa kepaniteraan. Serokonversi diperiksa dengan menggunakan tes antibodi cepat yang dimulai dua minggu setelah imunisasi dan dilanjutkan setiap dua minggu selama 12 minggu berikutnya. Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis data hasil penelitian ini. Kriteria inklusi adalah mahasiswa dengan hasil uji test cepat antibodi COVID-19 negatif sebelum dilakukan vaksinasi COVID-19. Sebanyak 106 siswa yang serial seronegatif COVID-19 sebelum vaksinasi secara prospektif dipantau menggunakan tes antibodi cepat. Rata-rata usia sampel adalah 22,9 tahun (23). Mayoritas peserta adalah laki-laki, terhitung 33,01 persen dari total. Serokonversi mulai terdeteksi pada minggu ke 8 dari jadwal pemantauan, dengan tingkat setinggi 1,9 persen, 7,5 persen pada minggu 18, dan 41,5 persen pada minggu 12 dan 13. Nyeri di tempat suntikan (12,3%), kelemahan (23,3%), dan demam (7%) adalah efek samping yang paling umum ditemukan di antara para peserta. Kesimpulan penelitian adalah tes cepat antibodi COVID-19 dapat mendeteksi serokonversi paska vaksinasi COVID-19 dengan deteksi yang sedikit terlambat dibandingkan dengan pemeriksaan antibodi metode lain

Article Details